40 hari sebelum benar-benar pergi.

17-21 Desember 2018

Ada kesalahan dalam tubuh, membuat aku harus berkunjung ke rumah sakit setiap hari. Tepatnya di RS HGA, aku menjalani rangkaian pemeriksaan mulai dari ke Dr. Penyakit Dalam, Poli Bedah, harus rontgen, juga cek darah. Semua harus dijalani dengan tujuan memperbaiki kesalahan yang ada. Tentunya, masih ada mama yang selalu sibuk bertanya bagaimana hasil pemeriksaan dan apa tindakan selanjutnya.

23 Desember 2018

H-2 menuju acara aqiqah bayi Elhaqqi, aku berinisiatif membuat dekorasi sendiri. Disetujui oleh mama, aku berangkat membeli segala keperluan ditemani partner terfavoritku sejak SMK. Mama antusias banget! Ketika mulai mendekorasi, mama bilang "ih bagus waah abang jadi nih aqiqah, dulu nenek mana ada yang beginian"

25 Desember 2018

Aqiqah berlangsung khidmat. Semua keluarga dan tamu undangan ikut berpartisipasi juga mendoakan yang terbaik untuk bayi Elhaqqi. Namun, wajah mama mulai sendu. Kami berfikir "mungkin kelelahan". Lepas acara, kami membagikan makanan ke tetangga terdekat. Satu penyesalan yang muncul sampai saat ini, pada hari itu kami tidak melakukan foto bersama.

30 Desember 2018

Hasil pemeriksaan membuatku harus melakukan biopsi. Sebelum masuk ruang operasi pukul delapan pagi, mama sudah sampai di RS untuk menghantarkan ku menuju ruangan. Ikut membantuku berganti pakaian, mama bilang "jangan lupa banyak dzikir sama do'a, mama nunggu di depan ya sama ayah." Alhamdulillah biopsi berjalan lancar. Entah berapa lama proses itu berlangsung, yang aku tau hanya aku sadar pukul satu siang.

01 Januari 2019

Alhamdulillah aku sudah diperbolehkan pulang. Masih dalam recovery, mama tidak enak badan. Kami masih menganggap itu hal biasa, sebab mama selalu seperti itu ketika berada di rumah sakit terlalu lama. Mama tidak menyukai rumah sakit sejak melahirkanku. Karena terlalu lama di sana, membuat mama sangat tidak tahan dengan aroma nya.

Hari hari berikutnya, aku pun mama menjalani kegiatan seperti biasa. Pergi pagi pulang malam untuk bekerja, dan mama mengajar juga belajar setiap harinya. Tidak ada yang aneh, hanya satu hal kebiasaan baru yang sering mama ucapkan selama beberapa minggu terakhir....

"nanti kalo mama ngga ada, kamu tetep ya silaturahmi ke temen-temen mama jangan putus"

"ayahnya ambilin makan itu, nanti kalo mama gaada kamu udah bisa jadinya"

"dimintain tolong sebentar dulu ih bukannya bangun, nanti kalo mama gaada terserah deh kamu mau ngapain"

"mama udah ngga mau bikin coklat deh nanti, mau ibadah aja"

"nanti kalo mama meninggal, mama pengen pas abis solat dhuha terus udah mandi"

"nanti kalo mama meninggal, ditutup terus ya muka mama. Pokoknya jangan ada yang buka-buka sembarangan. Tetep jaga aurat mama ya ka"

"videoin dong nenek lagi main sama abang Elhaqqi"
"kamu kapan nikah? nikah buru-buru ka mumpung mama masih sehat"

"ayahnya udah tua ka, dijagain. kalo mama meninggal duluan, jangan kasih ayah nikah lagi. mama gak rela!"

Sebelum minggu-minggu terakhir, mama juga pernah beberapa kali berbicara demikian. Hanya karena sekarang intensitas nya terlalu sering, aku membuang fikiran negatif dan membentuk mindset "biasanya mama juga gini"



to be continued.....

Komentar