Resah #1

Weekend ku sangat tidak bersahabat kali ini. Yang seharusnya banyak kegiatan bisa dilakukan, nyatanya semua harus berantakan karena kondisi badan tiba-tiba saja drop. Mungkin alarm tubuhku sudah lelah memberikan tanda siaga, sehingga ibarat gempa ia langsung mengeluarkan larva dan meledak begitu saja tanpa aba-aba.

Saat sakit, seperti orang pada umumnya aku menghabiskan waktu seharian untuk tidur. Atau sesekali melakukan aktivitas yang bisa dikerjakan sambil merebahkan tubuhku seperti membaca atau bermain gadget. Dua hari saja selalu mengulang kegiatan tersebut membuatku jenuh dan rindu akan aktivitas seperti biasanya. Hfft.

Setelah kemarin kasus "kolesterol tinggi" hinggap ditubuhku, sekarang harus empat obat tambahan yang harus aku konsumsi demi pemulihan kesehatanku. Semua diminum sehari 2x, bisa dibayangkan dalam satu hari aku harus menenggak 10 obat. Poor me....

Aku memeriksakan kondisiku dengan dokter cantik dan sangat baik hati. Siapa lagi kalau bukan tanteku, adik dari ayah. Aku memanggilnya taci. Aku memeriksakan kesehatanku pada beliau. Mengeluhkan semua rasa sakit, kemudian bertanya apakah aku salah makan atau pola tidur?
Namun, jawaban yang terlontar di luar ekspetasiku "kamu stress?"

Aku diam.Benar-benar terdiam. "Stress? Stress? Masa iya? Aku mencoba mengingat hal apa yang membuat pikiran ku bisa saja terbebani. Atau adakah masalah yang belum kutemui solusinya? Sepertinya tidak. Lantas, dari mana bisa stress itu membuat daya tahan tubuhku menurun?"

Terdiam cukup lama membuat taci semakin yakin aku sedang banyak pikiran. Kemudian, secara gamblang taci berseloroh "Makanya cepet nikah, biar sehat terus. Nunggu apalagi toh?"
Aku hanya tersenyum, lirih. Sembari menanggapi kelakar taci yang lainnya serta saran dari beliau mengenai bagaimana aku harus menghadapi sakitku. Lepas dari sana, aku kemudian berfikir "iya, nunggu apa lagi ya?"

to be continued.....

Komentar