Resahnya Sudah Hilang Setengah

Masih ingat dengan cerita gue di postingan sebelumnya? Cerita tentang sedikit...ya sedikit saja keresahan gue tentang kita. Kali ini, resahnya sudah hilang. Jangan kalian pikir mereka hilang karena gue sudah dilamar ya hahahaha melainkan ia hilang berkat sedikit desakan dan komunikasi yang intens. Ya, percaya atau tidak dalam keadaan sesulit apapun, komunikasi face to face adalah solusi paling mujarab untuk menyelesaikan semuanya.

Setelah cukup lega mengeluarkan hampir seluruh unek-unek dipostingan sebelumnya, gue merasa ada yang aneh sama si dia. Fyi, entah kenapa ini bisa selalu kejadian kayak gini. Apapun yang dia rasain walaupun gak diobrolin sama gue tapi selalu kerasa aja. Nanti tiba-tiba gue celimpungan sendiri, tiba-tiba gue sibuk membombardir dia dengan pertanyaan "kamu kenapa?" sampe akhirnya dia ngaku sendiri hahaha. Jangan nanya kok bisa, karena gue juga gatau kenapa.

Lanjut, setelah gue ngerasa ada yang aneh. Kebetulan sore itu dia lagi free dan bisa jemput gue kerja. Di jalan, kita cerita-cerita dan dia nganterin gue ke petshop sebelum mengarah ke jalan pulang. Sebelum sampai di rumah, gue mulai membuka obrolan dengan bilang "ngobrol dulu yuk, kita kan udah lama ngga ngobrol serius-serius" dia setuju dan kita melipir ngga jauh dari rumah gue. Gue mulai membuka obrolan dengan cerita tentang salah satu konsumen yang lagi gue tangani.

Responnya dia selalu seperti biasa. Antusias dan obyektif nanggepin cerita gue. Serius, dia itu tipe orang yang bisa banget nyembunyiin suasana hati kalo lagi kenapa-napa. Tapi sama gue si ngga pengaruh ya hahaha *sombong

Sampai akhirnya, gue beraniin diri untuk langsung ceplosin dia tentang 'keresahan' kemarin. Bener dong, dia seketika meledak-ledak. Untung gue udah siapin badan pasang baju anti peluru *apasihani
Gue gabisa ceritain di sini dia pake bom jenis apa buat ciptain ledakkan malam itu. Intinya, setelah meledak itu gue jadi mikir.

Gue mikir, jadi ini pentingnya komunikasi. Bisa kalian bayangin kan, kalau gue ga mencoba membuka obrolan itu gua bakal terus ngerasain resah yang ngga ada ujungnya ditambah pikiran-pikiran negatif yang pasti bakal lebih dominan nguasain gue.

Sepahit apapun kondisinya, bakal disampein dengan cara apa semua unek-unek kita, emang bener harus diutarakan dan yang terpenting adalah harus jujur! Sekarang, gimana kita mau selesein masalah dan gimana caranya kita bisa dibilang dewasa kalo kita selalu memendam keresahan dan gamau saling terbuka? 

Walaupun caranya sering ngga enak, percayalah akhirnya jadi wuenak. Gue lega karena resahnya hilang setengah dan ia lega (kayaknya) karena bisa berbagi walaupun harus dengan cara meledakkan diri sendiri wkwkwk.

Ya intinya, keresahan gue sudah hilang setengah berkat komunikasi dua arah yang didasari oleh kejujuran dan cinta (?) hehehe.

Komentar